DURASI: 118 MENIT
STUDIO: MD PICTURES
SUTRADARA: FAOZAN RIZAL
TANGAL RILIS: 20 DESEMBER 2012
Akhirnya, tiga hari yang lalu aku berkesempatan untuk menonton
film tersebut. Film yang dibintangi Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari
itu menceritakan mengenai perjalanan hidup Pak Habibie dan juga kisah
cintanya dengan Ibu Ainun.
Siapa yang tak pernah mendengar cerita romantis Romeo dengan
Juliet? itu adalah kisah cinta romantis yang semua orang di dunia pasti
mengerti, dan sekarang, indonesia memiliki film yang tak kalah menyentuh dengan
film yang sudah populer di dunia sejak dulu itu. ya, Film Habibie dan
Ainun ini adalah film yang ceritanya diambil dari sebuah novel karya Bacharuddin Jusuf Habibie,
yang menceritakan kisah perjalanan cintanya bersama istrinya yaitu Hasri Ainun Habibie.
Setting awal dimulai ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka
memang bersekolah ditempat yang sama dan gurunya kala itu sempat bergurau
dengan mengatakan kalau sebernarnya mereka berjodoh tapi Habibie menyangkalnya,
ia malah mengatakan kalau Ainun itu hitam, jelek, gendut, seperti gula jawa.
Kisah cinta pertama dan cinta terakhir yang sangat menyentuh hati. Cerita cinta
tentang mantan Presiden Indonesia dan ibu Ainun.
Dua Sejoli ini sudah saling mengenal sejak masih SMP, dan
mereka bertemu lagi di Bandung pada tahun 1961. Ketika itu, habibie disuruh
ibunya mengantarkan kue sekalian silaturrahim ke-keluarga Ainun. Dan sejak pertemuan
kedua inilah benih-benih cinta mulai tampak. Ainun yg dulunya dibilang hitam,
jelek dan seperti gula jawa. Kini bagaikan semanis gula bagi Habibi. Tapi
Ainun, tidak hanya jatuh cinta, dia yang jadi sumber semangat pada visi dan
misi Habibie. Hingga akhirnya, Mereka menikah dan tinggal di Jerman.
memiliki mimpi tak mudah, mereka tahu akan hal itu. Cinta mereka
terbangun seiring waktu dalam perjalanan mewujudkan impian itu. Dinginnya salju
yang menusuk tulang di Jerman, perjuangan, rasa sakit, kesepian, juga godaan
kuasa dan harta saat mereka kembali lagi ke Indonesia menjadi pengiring
perjalanan hidup mereka.
‘Dinegeri orang dipuji, dinegeri sendiri dicaci.’ kalimat ini
mungkin tepat yang menggambarkan kondisi Habibie saat itu. Habibie yang
dihormati di Jerman, ternyata tidak dihormati dinegerinya sendiri. Mimpi
Habibie untuk bisa membangun tanah air tempat ia dilahirkan, mengalami
hambatan. Dengan terpaksa ia menerima semua itu dengan lapang dada dan bekerja
di Industri Kereta Api di Jerman.
Hingga akhirnya, Habibie mempunyai kesempatan untuk bisa
mewujudkan mimpinya. Ia di beri kesempatan untuk membuat pesawat terbang
dinegerinya sendiri. Setelah menjadi wakil dirut IPTN, kemudian ia diangkat
menjadi menteri, kemudian menjadi wakil presiden dan samapai akhirnya menjadi
presiden menggantikan Soeharto yang lengser dari jabatannya.
Setiap kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang
ingin mengabdikan diri pada negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi
sempat menghabiskan waktu dengan keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun
tidak. Tidur pun hanya 1 jam setiap harinya. Hingga sedikit membuat geram ibu
Ainun karena suaminya terlalu banyak ber-aktifitas, bahkan rela mengorbankan
waktunya demi pekerjaan Negara.
Pada periode berikutnya, Habibie tak mencalonkan diri sebagai
presiden. ia pun kembali ke Jerman bersama dengan Ainun. Disana mereka hidup
lebih tenang dan damai. Tapi ketenangan dan kedamaian itu tak bertahan lama.
Ainun yang divonis menderita kanker ovarium stadium 4, memaksanya harus dirawat
di rumah sakit dan menjalankan operasi berkali-kali. Selama sakit, Habibie
dengan setia merawat Ainun dan menjaganya sampai Ainun menutup mata untuk
selama-lamanya.
Mungkin hanya ini sedikit ulasan mengenai film Habibie&Ainun.
Film yang membuat presiden Susilo Bambang Yudhoyono menitikkan air mata ini,
memang sukses pula membuatkan tak berhenti menangis walaupun film sudah
berakhir.
Dalam film ini, terdapat banyak sekali adegan yang membuatku
terharu, diantaranya adalah ketika Habibie sama sekali tidak memiliki uang
untuk pulang kerumahnya, dan harus berjalan ditengah badai salju dengan sepatu
yang bolong sampai harus ditambal dengan kertas agar ia bisa berjalan kembali.
Ainun yang melihat kaki Habibie yang terluka ketika sampai rumah, tak tega dan
meminta Habibie untuk memulangkannya ke Indonesia agar bisa membantu biaya
Habibie selama di Jerman.
“Saya tidak bisa, saya tidak bisa berjanji akan menjadi
istri yang sempuran untukmu. tapi saya akan selalu mendampingimu, saya janji
itu.”-Ainun,
ketika dilamar oleh Habibie.
“Setiap ujung terowongan pasti ada cahaya, dan saya janji akan
membawamu ke cahaya itu.”-Habibie, ketika Ainun memintanya untuk dipulangkan ke Indonesia.
“Mana bisa kamu memimpin 200 juta rakyat Indonesia, jika memimpin
tubuhmu sendiri saja tidak bisa!”-Ainun, ketika melihat Habibie hanya tidur 1
jam setiap harinya.
“Seandainya aku harus mengulang hidupku lagi, aku
akan tetap memilih kamu”. Ainun, ketika melihat Habibie hanya tidur 1 jam setiap harinya.
“kamu jangan takut kehilangan aku. Kita ini satu” –Ainun ketika
berbaring di rumah sakit
1.
Reza Rahardian - sebagai : Habibie
2.
Bunga Citra Lestari - sebagai : Ainun Habibie
3.
Tio Pakusadewo - sebagai : H. M Soeharto
4.
Ratna Riantiarno - sebagai : R.A. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu Habibie)
5.
Mike Lucock - sebagai : Ilham Akbar Habibie
6.
Vita Mariana
7.
Esa Sigit - sebagai : Habibie muda
8.
Marsha Natika - sebagai : Ainun muda
9.
Bayu Oktara - sebagai : Fanny Habibie
.
Komentar
Posting Komentar