Resensi Penjaga Rumah Tuhan

PENJAGA RUMAH TUHAN
Judul buku     : Penjaga Rumah Tuhan 
Penulis          : Didik Homaidi 
Penerbit        : P-IDEA 
Tahun terbit   : Februari 2006
Kota penerbit : Papringan Yogyakarta 
Tebal buku     : 144

Didik Homaidi adalah tergolong seorang leleki yang tidak menyerah pada keadaan dan idealis untuk mencapai keinginannya. Entah kenapa setelah lulus S1 ia pernah menggadaikan motor untuk kuliah lagi dan berpuasa untuk tidak naik motornya. Begitu juga menulis, ia berusaha berjuang dan istiqamah menjalaninya dari media kecil higga media besar. Di yogyakarta ia mulai menemukan iklim pembelajaran yang kondusif dan memuaskan bakat dan minatnya secara maksimal dimana tidak ditemukan sebelumnya.


Mbah salim adalah seorang lelaki tua yang sering berada di masjid, ia selalu menyapu halaman, membersihkan lantai, mengisi kulah tempat wudhu’. Entah beberapa bulan ini mbah salim tiada lagi di masjid. setelah adzan shalat ashar berkumandang, orang-orang mendadak mendengar mbah salim meninggal dunia.


Novel ini sangat bagus, bahasanya juga bagus, tetapi di dalam novel ini yang tidak bisa di tutupi yaitu penulis terlalu berlebihan dalam mengepresikan emosi para tokohnya sehingga beberapa kalimatnya terkena ambigu. Selain itu, penulis terkesan ruger ketika mendiskripsikan suasana dan keadaan. Akan tetapi novel ini juga mengandung pelajaran yang bisa kita ambil dan amanah yang bisa saya ambil adalah kesabaran dan keteguhan dari novel ini, juga sangat bagus untuk kalangan pesantren mengambil hikmah dari perjuangan dan kesabaran mbah salim yang tidak mengenal putus asa dalam menghadapi segala musibah.


Didik homaidi memang sangat bagus dalam mengarang novel ini untuk kalangan remaja dan lainnya. Karena novel ini merupakan novel yang sangat indah dan bagus erosi moralnya begitu nyata di depan mata, membawa hidup menjadi baik.

Komentar