Masih ingatkah, kalian?
Tentang: “sawala” roman-romantika Gedung 45
Diskresi kehidupan yang ber-retorika
Taman Untaian kata penuh sajak bahagia
Senyum merona dalam bingkisan selera
Mimpi, dan anganpun seakan menjadi nyata!
Masik ingatkah, kalian?
Dengan: sosok yg berlilitan selendang Hitam, khasnya
Lelaki areta berselera rahasia, raka bagi kita
Yang dengan hikayahnya tawapun menggelora
Ah... aku jadi rindu dawuhnya
Masih Ingatkah kalian?
Dengan: slogan kita bersama
Ketika menyusun ayat-ayat wc berceceran di tanah
Berbagai Abjad katapun ditahbiskan pada pohon simalakama.
Ketika Rentetan mutiara Qalbu mengisi relung sajak keabsahan
Disanapun termaktub rintihan para saudagar kaya kemiskinan
Ketika tangis menggema di berbagai sudut kamar
Tawapun menggelora pada setiap dinding
Manispun terasa pahit ketika tabir membentang diantara kita
Air matapun berceceran, saat badai menghantam
meruntuhkan sawala hati-pikiran...
Hah... semuanya itu hanyalah kenangan kelam
Yang tak mungkin, dunia kembali pada masa lalu
Komentar
Posting Komentar