Kampusku, Karikatur Negara


berbagai cendikiawan muslim telah dilahirkan di ruangku
para arsitektur dan tekhnisi komputer berada di kamar sebelahku
pakar alam dan ahli rumus bermunculan di tetanggaku
saudaraku, bertempat di rumah ahli bahasa, berkumpul dengan para penyair
perawat dan bidan berlalu lalang di samping kantorku
sedang, pakar politisi menjadi pimpinan dikantorku
sungguh lengkaplah miniatur Negara ini
dengan para pakar masing-masing
tak mengenal cerai berai walaupun beda suku
menjelma negara, yang hidup rukun, tentram 
dan nuansa cinta, kasih dan sayang tertanam dalam sanubari 
bak penghuni surga yang tak mengenal iri, dengki dan sombong

kampusku, Karikatur Negara...
berbagai polemik bermunculan
dari uang, hak asasi sampai peradaban yang mulai menjauh
tak ubahnya dengan Negara ini, seperti halnya rakyat tertindas pemimpinnya sendiri
menangis dipangkuan penguasa, meminta hak layaknya pengemis
diatur sedemikian teratur; dibodohi sedemikian rupa, menipu tak mengenal malu
layaknya anak terasingkan di pangkuan keluarga sendiri
di puja-di puji akhirnya dicaci maki
disanjung, disayang akhirnya ditendang
begitulah korban yang berjatuhan
sebab ingin meluruskan dan menunjukkan kebenaran

kampusku, Karikatur Negara
pemimpin bersifat layaknya penguasa
mau memimpin tapi tak mau diajak disiplin
selalu sok "mengatur" tapi tak teratur
dan akhirnya, kampusku menjadi miniatur negara
yang diatur sedemikian rupa penuh politik
oleh penguasa yang tak mendidik

Komentar