Refleksi Hari Raya Idul Fitri: "Ber-Benah dan memperbaiki diri"

Hari raya Idul Fitri merupakan salah satu event terbesar yang dimiliki oleh orang Islam. sebab, hari raya Idul Fitri, bagi orang muslim, merupakan hari kemenangan setelah satu bulan melaksanakan ibadah puasa. dimana, pada hari itu pula, manusia kembali ke fitrahnya ketika dia dilahirkan dulu, laksana seorang bayi yang baru keluar dari dalam kandungan yang tidak mempunyai dosa dan salah.
perayaan hari raya idul fitri mempunyai segudang arti dan segudang kegembiraan bagi umat muslim
berkat adanya idul fitri, banyak kesibukan tersendiri yang dilaksanakan oleh orang muslim, diantaranya:
  1. Ucapan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI: Menjelang hari raya Idul Fitri, saya seringkali menjadi korban atau bahkan pula menjadi pelaku salah satu kebiasaan menjelang datangnya hari lebaran.yakni, seperti yang dilakukan banyak orang yang saling mengirim ucapan selamat Idul Fitri, baik diucapkan secara langsung, melalui telepon juga melalui pesan singka seperti: SMS, BBM, Facebook, Twitter, Whatsapp dan lain-lain. Ucapanpun beraneka ragam, ada yang serius, ada juga yang diseling humor dan ada juga ucapan selamat idul fitri yang menggunakan bahasa daerah masing-masing. 
  2. Serba-serbi BARU: menjadi orang yang seakan terlahir kembali, kehidupan baru, dan nuansa yang baru membuat orang yang ingin merayakan hari raya idul fitri menyambut dengan yang serba baru. seperti: baju baru, songkok, jilbab, celana dan hal baru lainnya. semua itu, berkat dan respek terhadap hari raya idul fitri. 
  3. Budaya MUDIK: tak dapat dipungkiri lagi, berkumpul bersama keluarga merupakan hal paling menyenangkan. apalagi, dalam suasana lebaran. terbukti: beberapa hari sebelum lebaran banyak orang yang memilih pulang ke kampung halamannya ketimbang menghabiskan waktu libur di tempat-tempat hiburan. hal itu, mereka lakukan karena ingin berkumpul dengan orang-orang yang mereka sayangi, entah itu keluarga, teman, sahabat, pacar ataupun tetangga. apalagi, temu "kangen" belum tentu tejadi setiap hari, bulan atau bahkan hanya bisa saja terjadi tiap tahun atau lebih.
  4. SILATURRAHIM: bagi sebagian orang, lebih-lebih anak kecil (orang yg belum nikah ataupun yang lagi menempuh pendidikan), bersilaturrahim menjadi ajang yang paling ditunggu-tunggu dan yang paling menyenangkan. betapa tidak, selain bertemu dengan keluarga, berbagi cerita keluh kesah, saling kangen-kangenan. berkat silaturrahim ketika sudah mau pulang selalu dikasih uang saku. yach,,, walaupun nominalnya tidak seberapa. tapi, yang diharapkan dalam silaturrahim sendiri itu sebenarnya bukan karena ada apanya. melainkan karena sudah dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW dan diperintahkan oleh Allah SWT. sebaggaimana dalam sabdanya, yang artinya “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, & ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al-Bukhari) Dari Abdullah bin ‘Amr dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda "Orang yang menyambung silaturrahmi bukanlah orang yang membalas akan tetapi orang yang menyambung silaturrahmi adalah orang yang menyambungnya ketika dia itu terputus.” (HR. Al-Bukhari)
  5. Tempat HIBURAN: selain hal yang telah disebutkan, tempat-tempat hiburan juga menjadi tujuan untuk mengisi kekosongan waktu pada saat lebaran. apalagi, liburan bersama keluarga "besar" menjadi hal paling menyenangkan, disamping untuk sekedar mencari kesenangan, disitu pula kita akan merasakan betapa indahnya dekat sama keluarga dan lebih akrab lagi satu dan lainnya.
Bila menelisik kebiasaan yang ada pada saat ini (masyrakat umumnya), seakan-akan kesibukan-kesibukan itu  menjadi menu wajib dan merupakan sebuah tradisi yang harus dilakukan setiap tahun sekali. Padahal para ulama ataupun yang tersurat dalam kitab suci Al Qur’an tidak ada tuntutan yang harus mengerjakan hal ttersebut saat lebaran. lain halnya dengan silaturrahmi yang memang sangat dianjurkan bukan hanya setahun sekali. kalau bisa tiap hari sekali.

Memang ada nuasa yang berbeda dan sangat terasa sekali, bila melakukan silaturahmi pada hari tertentu dengan hari-hari biasa. Disinilah letaknya kenapa silaturahmi seakan-akan menjadi sebuah tradisi yang harus kita lakukan setiap tahun sekali, sebagaimana pada hari lebaran atau idul fitri. Karena bersilaturahmi di hari lebaran biasanya sekalian kita saling maaf memaafkan, dan bahkan silaturahmi di hari lebaran kadang diformat sedemikian rupa,
dimana diadakan sebuah acara tertentu sehingga menarik untuk dikaji bahkan untuk dilestarikan.

Yang jelas, nantinya, adanya hari raya (lebaran) bisa dijadikan tolak ukur kepribadian kita selama satu tahun. apakah kehidupan kita sudah tambah baik? atau malah tambah jelek? hal ini, harus benar-benar ada respek tertentu yang akhirnya, nantinya kita bisa memberikan contoh yang baik pada orang lain.


"Mari kita belajar menahan diri memperbaiki orang lain, sebelum kita gigih sekali memperbaiki diri sendiri.
Orang yang berani membuka kekurangan orang lain, itu biasa. Orang yang berani membincangkan orang lain, itu tidak istimewa. Sebab itu bisa dilakukan orang yang tidak punya apa-apa sekali pun. Tapi, kalau ada orang yang berani melihat kekurangan diri sendiri, bertanya tentang kekurangan itu secara sistematis, lalu dia buat sistem untuk melihat kekurangan dirinya. Itulah yang luar biasa"

Komentar